MODEL-MODEL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN


    Model pengembangan diartikan sebagai proses desain konseptual dalam upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kualitas pencapaian tujuan. Untuk mengembangkan pembelajaran, kita perlu mempertimbangkan model pengembangan untuk memastikan kualitasnya. Penggunaan model pengembangan digunakan untuk mengembangkan bahan ajar secara sistematis dan sesuai dengan teori sehingga menjamin kualitas isi bahan ajar. Berikut beberapa model pengembangan yang umumnya digunakan dalam pengembangan media pembelajaran :


Model ADDIE

    ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development Implementation and Evaluation. Model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar. Salah satu fungsi ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :

1. Analysis (analisa) 
    Analysis (analisa) yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau profile calon peserta didik, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan .

2. Design (desain/perancangan) 
    Yang kita lakukan dalam tahap desain ini, pertama, merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran media dan yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci. 

3. Development (pengembangan) 
    Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program. 

4. Implementation (implementasi/eksekusi) 
    Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. 

5. Evaluation (evaluasi/ umpan balik) 
    Evaluasi yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran.


Model Dick and Carrey

    Menurut Dick and Carrey (2001), pendekatan sistem selalu mengacu kepada tahapan umum sistem pengembangan pembelajaran (Instructional Systems Development /ISD). Komponen model Dick and Carey meliputi pembelajar, pengajar, materi, dan lingkungan. Demikian pula, di lingkungan pendidikan non formal model ini meliputi warga belajar (pembelajar), tutor (pengajar), materi, dan lingkungan pembelajaran. Semua berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 
    Adapun langkah- langkah pembelajarannya mencakup 
(1) mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran, 
(2) melaksanakan analisis pengajaran, 
(3) mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa, 
(4) merumuskan tujuan performansi, 
(5) mengembangkan butirbutir tes acuan patokan, 
(6) mengembangkan strategi pengajaran, 
(7) mengembangkan dan memilih material pengajaran, 
(8) mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif, 
(9) merevisi bahan pembelajaran, 
(10) mendesain dan melakukan evaluasi sumatif. 


Model ASSURE
    
    Model ASSURE merupakan model pengembangan yang berorientasi pada perencanaan pembelajaran untuk digunakan dalam situasi pembelajaran di dalam kelas secara aktual. Adapun langkah-langkah penting yang perlu dilakukan dalam model sistem pembelajaran ASSURE, yaitu :

1. Analyze Learners Characteristics (menganalisis karakter peserta didik)

    Langkah ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi karakter peserta didik yang meliputi beberapa aspek penting yaitu karakteristik umum, pengetahuan atau kompetensi spesifik yang telah dimiliki sebelumnya, dan gaya belajar

2. State Objectives (Menetapkan tujuan pembelajaran)

    Selain menggambarkan kompetensi yang perlu dikuasai oleh siswa, rumusan tujuan pembelajaran juga mendeskripsikan kondisi yang diperlukan oleh siswa untuk menunjukkan hasil belajar yang telah dicapai dan tingkat penguasaan siswa.

3. Select methods, media, and material (Memilih metode, media pembelajaran, dan bahan ajar)
    
    Pemilihan metode, media, dan bahan ajar yang tepat akan mampu mengoptimalkan hasil belajar peserta didik dan membantu peserta didik mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran. 

4. Utilize Material (Memanfaatkan bahan ajar)

    Sebelum menggunakan metode, media dan bahan ajar maka perlu dilakukan uji coba untuk memastikan ketiga komponen tersebut dapat berfungsi efektif. Untuk meakukan tahap ini dapat menggunakan prose "5P", yaitu :
a) Preview : mengecek komponen yang akan digunakan untuk pembelajaran sesuai dengan tujuannya dan memeriksa kelayakannya.
b) Prepare : menyiapkan komponen yang mendukung proses pembelajaran
c) Prepare : menyiapkan linkungan belajar yang mendukung penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar
d) Prepare : menyiapkan peserta didik sehingga mereka siap untuk menerima materi belajar sehingga akan diperoleh hasil belajar yang maksimal
e) Provide : menyediakan pengalaman belajar yang berkesan menyenangkan sehingga peserta didik merasa nyaman saat belajar

5. Require Learners a Participation (Melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran)

    Dalam proses pembelajaran tentu memerlukan keterlibatan mental peserta didik secara aktif. Keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran akan memudahkan mereka memahami materi atau substansi yang sedang dipelajari. Aspek psikologi yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran adalah :
a) Behaviors : guru memberikan tanggapan/respon yang sesuai untuk menguatkan stimulus yang ditunjukkan oleh peserta didik
b)  Kognitif : guru memberikan informasi yang mudah diterima oleh peserta didik
c) Konstruktivis : guru dan peserta didik dapat melakukan demonstasi sehinggameningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dan lebih mudah dipahami serta tidak cepat lupa
d)  Sosial : guru memberikan feedback / tanggapan dalam proses pembelajaran untuk mengoreksi segala informasi yang telah diterima dan juga sebagai support emosional.

6. Evaluate and Revise (Mengevaluasi dan merevisi program pembelajaran)

    Tahap evaluasi dilakukan untuk menilai efektivitas kegiatan pembelajaran dan juga hasil belajar peserta didik. Sehingga dapat diperoleh gambaran yang lengkap tentang kualitas sebuah program.



Model Jerold. E. Kemp

    Model Kemp memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir tentang masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan pengembang desain instruksional untuk melihat karekteristik para siswa serta memnentukan tujuan-tujuan belajar yang tepat. Langkah berikutnya adalah spesifikasi pelajaran dan mengembangkan pretest dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. 
Model pembelajaran Jerold E. Kemp (1977), terdiri atas delapan langkah, yaitu: 
  1. Menentukan tujuan pembelajaran umum atau standard kompetensi dan kompeteni dasar, yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam setiap kegiatan pembelajaran 
  2. Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk mengetahui apakah latar pendidikan dan social budaya siswa memungkinkan untuk mengikuti program, serta langkah-langkah apa yang perlu diambil. 
  3. Menentukan tujuan pembelajaran khusus atau indicator, yaitu tujuan yang spesifik, operasional, dan terukur. Dengan demikian, siswa akan tahuapa yang harus dipelajari, bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannyabahwa siswa telah berhasil. Dari segi guru, rumusan itu akan berguna dalam menyusun tes kemampuan dan pemilihan bahan/materi yang sesuai. 
  4. Menentukan materi/bahan pelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus.
  5. Menentukan penjajagan awal (preassessment) atau pretest, yaitu untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memenuhi persyaratan belajar yang dituntut untuk mengikuti program pembelajaran. Dengan demikian, dalam pembelajaran guru dapat memilih materi yang dibutuhkan dan diperlukan tanpa harus menyajikan materi yang tidak perlu dan siswa tidak cepat bosan. 
  6. Menentan strategi belajar-mengajar dan sumber belajar yang sesuai. Criteria umum untuk pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus tersebut adalah : (a) Efisiensi; (b) Keefektifan; (c) Ekonomis; (d) Keptaktisan melalui suatu analisis alternative 
  7. Koordinasi sarana penunjang yang diperlukan, meliputi biaya, fasilitas, pralatan, waktu dan tenaga. 
  8. Mengadakan evaluasi, yaitu mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu: (a) siswa; (b) program pembelajaran; (c) instrument evaluasi; dan (d) metode yang digunakan.

Model 4D

    Thiagarajanan (dalam Ditta, Irawati, & Susilowati, 2019, p. 80) menjelaskan bahwa langkah-langkah model 4 D terdiri dari 4 kegiatan, yaitu: 1) define, 2) design), 3) develop, dan 4) disseminate. Prosedur pengembangan media pembelajaran berdasarkan model 4 D adalah: 
1) menganalisis kebutuhan tujuan pembelajaran, kondisi lingkungan belajar, dan kebutuhan target pengguna media, 
2) merumuskan rancangan media pembelajaran yang sesuai dengan rekomendasi hasil analisis, 
3) merealisasi rancangan media pembelajaran adaptif melalui kegiatan pemanfaatan dan pengembangan media, 
4) menerapkan dan mengkomunikasikan hasil penggunaan media pembelajaran adaptif.


Referensi :

Batubara H.H. & Ariani, D.N. (2019). Model Pengembangan Media Pembelajaran Adaptif di Sekolah         Dasar. Muallimuna : Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 5 (1), hal (33-46)

http://www.diklogi.com/2021/03/model-pengembangan-media-pembelajaran.html

Wisnu Nugroho Aji, (2016).  MODEL PEMBELAJARAN DICK AND CARREY DALAM                         PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Kajian Linguistik dan Sastra. Vol. 1         (2), hal (119-126).

Komentar